www.RizkyProfit.com

 photo banner-cari-sukses_zps615a960d.gif

MAU DAPAT TRANSFERAN SETIAPHARI ?
KLIK GAMBAR UANG INI

Minggu, 17 Maret 2013

Cleanning Service Jadi Bos


Cleanning Service Jadi Bos ?
Siapa sangka, orang yang dulu berprofesi sebagai seorang cleaning service di CFC, sekarang justru berubah menjadi boss besar. 
Itulah sang pemilik gerai ayam goreng Rocket Chicken. 

Bekerja sebagai cleaning service merupakan awal mimpinya untuk hidup mandiri dan dapat membiayai kuliah. 
Namun, karena kesibukannya bekerja sebagai cleaning service di restoran cepat saji tersebut, Nurul Atik harus mengubur impiannya dalam-dalam untuk melanjutkan pendidikannya. 

Ia membangun sendiri usaha makanan cepat saji yang kini sukses. 
Anda pasti pernah mendengar ungkapan : 

“Orang yang bersungguh-sungguh pasti akan berhasil.” 

Ungkapan ini mungkin cocok disematkan bagi seorang Nurul Atik. 
Pria asal Jepara ini menapaki kesuksesan dari jalan berliku.
Mantan cleaning service ini sekarang memiliki Rocket Chicken, perusahaan waralaba di bidang makanan cepat saji. Kini, ia memiliki 83 mitra di seluruh Indonesia. 
Ia mendapat pembayaran biaya royalti hingga Rp 100 juta dari para mitra.


Sebelum menjadi Presiden Direktur Rocket Chicken, Nurul bekerja sebagai seorang cleaning service di California Fried Chicken (CFC) di Semarang, Jawa Tengah. 
Dari seorang tukang bersih-bersih resto cepat saji, kini dia menjadi bos resto cepat saji milik sendiri.

Kisah Nurul dalam menapaki dunia kerja berawal ketika ia lulus dari 
Sekolah Menengah Atas (SMA), 20 tahun lalu. 
Lantaran ingin meringankan beban orang tua, 
Nurul pun berencana untuk melanjutkan kuliahnya dengan biaya sendiri.

Sempat menganggur selama setahun mencari pekerjaan, 
Nurul akhirnya diterima bekerja di CFC di Jalan Pemuda Semarang. 
Nurul bekerja sesuai dengan profesi yang dibutuhkan pada saat itu yakni 
sebagai cleaning service alias tukang bersih-bersih di restoran cepat saji itu.

 

Selama tiga bulan, Nurul menjadi karyawan dengan status trainee. 
Gaji pertama Nurul sebagai cleaning service pada saat itu hanya Rp 35.000 per bulan. 
Ia harus membagi gaji itu untuk kebutuhan makan, kos, dan biaya transportasi. 
Dengan jumlah gaji yang pas-pasan tersebut, sering ia harus berutang 
pada rekan-rekannya di CFC.
Karena kinerjanya yang bagus, ia kemudian diangkat menjadi pegawai tetap. 
Selang tiga bulan berjalan, akhirnya Nurul diangkat menjadi 
tukang cuci piring selama empat bulan.

Ia cepat bergeser ke posisi juru masak selama empat bulan. 
Karena kinerjanya semakin hari semakin baik Nurul diangkat lagi menjadi kasir selama enam bulan. Tak hanya sampai di situ, Nurul lalu naik pangkat menjadi seorang supervisor selama satu tahun.

Nurul juga mengecap posisi sebagai asisten manajer selama dua tahun di perusahaan yang sama. Karena kekosongan di bagian audit, Nurul kemudian menggantikan posisi tersebut selama tiga bulan. 
Tak memerlukan waktu yang lama, pria yang kini berusia 42 tahun ini 
mengecap posisi manajer areal selama dua tahun.

Posisi manajer areal mengharuskan Nurul berkeliling dari kota satu ke kota yang lain untuk memberikan pelatihan kepada karyawan-karyawan baru mulai dari berbagai kota di Jawa Tengah seperti Semarang, Magelang, dan Solo, hingga Yogyakarta.

Dengan kesibukannya bekerja di restoran cepat saji tersebut, Nurul mengubur dalam-dalam impiannya untuk melanjutkan pendidikan sampai jenjang perguruan tinggi. 
“Pada saat menjadi cleaning service, ternyata jam kerjanya shift sehingga saya tidak bisa membagi waktu antara kerja dan keinginan untuk kuliah,” tutur Nurul.

Namun, ia tak putus asa. 
Nurul mempunyai jurus jitu dalam menghadapi tantangan yang ada di depan mata. 
“Setiap melangkah kita harus memiliki niat yang kuat dan harus ditekuni,” 
tandas Nurul.

Ia juga mengungkapkan, dalam menjalankan segala kegiatan 
harus dilandasi dengan percaya diri dan semangat. 
Menurutnya, ia mendapat banyak pelajaran selama bekerja di restoran cepat saji CFC. 
Ia banyak mendapat ilmu dari rekan-rekannya yang berkerja di tempat tersebut, dari mulai menghargai hidup sampai pada pengelolaan restoran.

Pada saat bekerja sebagai cleaning service di CFC, Nurul memang tidak memikirkan jumlah pendapatan atau gaji yang ia terima. 
Ia hanya terus berpikir untuk bekerja sambil belajar apa saja yang didapatnya kala itu.

Karena keinginan yang kuat untuk hidup mandiri itu, Nurul memutuskan mencoba hidup mandiri dengan niat mendirikan usaha sendiri. 
“Orang tua pun mendukung sepenuhnya apa yang telah menjadi pilihan saya, hidup mandiri,” tandas Nurul.

Jiwa wirausaha tidak bisa dipisahkan dengan sosok Nurul Atik. 
Walau sudah berada pada posisi yang nyaman di sebuah restoran cepat saji, Nurul memutuskan membuka usaha dengan mereknya sendiri, Rocket Chicken. 
Cuma butuh waktu setahun, restoran yang menjual fried chicken ini sudah mengembang sampai 83 mitra.

 

Dengan gaji yang pas-pasan yang ia terima ketika menjadi cleaning service membuat Nurul Atik harus memutar otak agar ia bisa memenuhi kebutuhan saban bulannya. 
Tak jarang, ia harus meminjam uang dari rekan kerjanya di California Fried Chicken (CFC). 
Ia juga kerap meminta tambahan uang ke orang tuanya.

Untuk menghemat biaya hidup, Nurul pun harus mencari tempat kos yang jaraknya sekitar lima kilometer dari tempatnya bekerja. 
Tak jarang dengan alasan pengiritan, ia memilih berjalan kaki sampai satu kilometer. 
“Kalau sudah lelah, saya baru naik angkot,” ujarnya mengenang.

Kamar kos Nurul juga tak kalah memprihatinkan. 
Dengan luas 3X3 meter, kamar sewaan itu tak dilengkapi dengan kasur dan perabot lainnya. Kondisi seperti itu dilakoni Nurul kurang lebih selama lima bulan, sampai ia mendapat mess dari kantornya.

Buka usaha

Seiring karier yang terus menanjak serta kondisi ekonomi yang terus membaik, pada usia 29 tahun, Nurul pun memutuskan menikah dengan Emy Setiawati, seorang karyawan di sebuah swalayan di Yogyakarta yang baru dipacarinya dua bulan. 
“Saat itu, saya sudah menjadi manager di CFC Yogya,” ujar Nurul.
Meski begitu, gaji yang diterima Nurul tak mampu memenuhi kebutuhan selama satu bulan. Apalagi menyusul kemudian pasangan Nurul dan Emy dikarunia momongan. 
Makanya, setelah melahirkan anak pertama mereka, Emy membantu perekonomian keluarga dengan membuka usaha roti.

Meski posisinya cukup baik di tempat kerjanya, keinginan Nurul untuk membuka usaha sendiri rupanya tak pernah padam. 
Puncaknya terjadi ketika krisis keuangan melanda Tanah Air tahun 1998, 
Nurul memutuskan keluar dan membuat usaha sendiri.

Nurul merasa waktu 10 tahun bekerja sudah cukup untuk berguru di restoran cepat saji Amerika Serikat itu. “Saya mantap keluar karena ingin mandiri,” ujarnya.

Pada saat yang sama, seorang kawan mengajak Nurul membuat 
restoran makanan cepat saji yang mengusung ayam goreng (fried chicken). 
Ide tersebut muncul karena pada waktu itu membuka restoran cepat saji atau fast food menjadi tren di kalangan masyarakat.

Berbekal pengalamannya, Nurul mantap menerima ajakan temannya. 
Ia kemudian bertindak sebagai pengembang bisnis, sementara temannya mengurusi permodalan. Usaha keras mereka membawa hasil. 
Bisnis mereka cepat mengembang. Saat ini, Nurul telah memiliki 86 cabang.

Seiring berjalannya waktu, lelaki kelahiran Jepara, 25 Juni 1966 ini kembali merasa gelisah. Ia tergelitik mengibarkan bendera usaha dengan membuat restoran fried chicken sendiri. 
Kali ini dengan potensi pasar yang berbeda dengan usaha 
sebelumnya yang menyasar pasar menengah atas.

Pilihannya jatuh ke pasar menengah bawah. 
Selain pasarnya lebih besar, segmen tersebut juga belum tersentuh restoran 
fast food lokal maupun asing. Pada 21 Februari 2010, 
Nurul lantas mendirikan usaha sendiri dengan nama 
Rocket Chicken di Jalan Wolter Monginsidi, Semarang.

Perkembangan bisnisnya ini di luar perkiraan Nurul. 
Antusias masyarakat menyambut bisnis makanan 
cepat sajinya sangat cukup menggembirakan. 
Baru setahun berjalan, Nurul memiliki 83 mitra. 
Dengan sistem waralaba, Nurul mengembangkan bisnisnya tampa 
mengeluarkan modal uang sepeser pun. 
“Semuanya hanya didasarkan pada kepercayaan saja,” ujarnya.

Beruntung, kebanyakan mitranya adalah orang-orang yang mengenal dan tahu sosok Nurul yang telah berpengalaman dalam bisnis ayam krispi ini. 
“Saya cuma jual nama saja, outlet awalnya tak punya,” tandas Nurul.

Bersama mitranya, ayah tiga anak ini hanya menekankan 
agar menjalankan bisnis dengan kerja keras, tekun serta jujur. 
Bila itu menjadi landasan, Nurul yakni bahwa usaha mereka akan 
membawa amanah. 
Tak cuma bagi karyawan, tapi juga pemilik usaha franchise ayam krispi Rocket Chicken.

Semoga Artikel ini Jadi Motipasi buat anda .

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

ANDA SEDANG MENGUNJUNGI SALAH SATU BLOG RH.GROUP BLOG INI KHUSUS MENYUGUHKAN ARTIKEL BISNIS ONLINE DI BLOG INI JUGA TERSEDIA TV STREAMING . SAYA UCAPKAN TERIMAKASIH ATAS KUNJUNGANYA DAN IKUTI TERUS BLOG INI SAYA BERHARAP SALAH SATU ARTIKEL DI BLOG INI BERGUNA DAN BERMAMFAAT UNTUK ANDA. TERIMAKASIH